sekolah pemikiran perempuan / school of women’s thoughts
siaran sejarah kerja perempuan di bidang seni budaya kepulauan Nusantara
broadcasts on the history of women’s works in the Nusantara archipelago
Perlawanan kolektif terhadap proses produksi pengetahuan yang meminggirkan, mengerdilkan, dan menghapus perempuan. Sekolah Pemikiran Perempuan melakukan “pembangkangan epistemik” (epistemic disobedience) terhadap sistem pengetahuan yang bersifat kolonial, kapitalis, dan heteropatriarkis dengan menggarisbawahi peran perempuan di Nusantara—yang dalam konteks global merupakan perempuan Dunia Ketiga/ Selatan—sebagai subyek penting dalam penciptaan pengetahuan.
Pengetahuan yang dihasilkan perempuan di Nusantara disebar dan dipertukarkan melalui siaran, kelas, ceramah, dan lokakarya di ruang publik. Produksi pengetahuan dilakukan dalam bahasa Indonesia, baik lisan maupun bahasa isyarat (BISINDO). Meskipun penutur Bahasa Indonesia ada lebih dari 160 juta jiwa, tapi produksi bahan pengetahuan mengenai karya dan pemikiran perempuan dalam bahasa ini amat sedikit. Sekolah Pemikiran Perempuan bertujuan menempatkan para puan penutur bahasa Indonesia sebagai pencipta pengetahuan dan menyediakan ruang untuk sirkulasinya.
Informasi lebih lanjut tentang Sekolah Pemikiran Perempuan bisa didapat di sini.
Collective practice of epistemic disobedience - situating Third World Women as knowing subjects and resisting the colonial, capitalist, and heteropatriarchal knowledge system.
The resistance is practiced through guerrilla actions and interventions in various forms of knowledge exchange fora such as broadcasts, lectures, classes and workshops. All iterations are done mainly in Indonesian, whereas and transnational fora are conducted in English.
The School of Women’s Thoughts collective creates a knowledge exchange process using the Indonesian language. Despite being spoken by around 156 million people living in Indonesia, very little learning materials on women’s thoughts and history are created in this language, both concerning knowledge that is produced in the Indonesian archipelago and internationally. Through this process of exchange in Indonesian, the collective foregrounds women as valid producers of knowledge, challenging the Eurocentric knowledge system and the exclusion of women from local knowledge institutions, such as the state, customs, and religion.
Learn more about Sekolah Pemikiran Perempuan here.
Riwayatmu, Puan (2023)
Narasi tentang riwayat hidup perempuan dalam sejarah seni budaya sebagai upaya interogasi terhadap historiografi yang meminggirkan para puan. Pada edisi kali ini, para panelis diundang untuk mengetengahkan para penulis, pesuara, dan aktivis kelahiran abad ke-20 yang bekerja di kota-kota besar dan kecil pulau Jawa dan Sulawesi.
Periwayat:
Tyassanti Kusumo (pengelola media arkeologi Lampau.in) meriwayatkan Alm. Sumijati Atmosudiro (Guru besar arkeologi Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta), pelopor studi arkeologi gerabah dan arkeologi gender di Indonesia).
Ama Gaspar (penulis, alumni SPP 2023) meriwayatkan Alm. Lily Yulianti Farid (penulis, pendiri Makassar International Writer’s Festival).
YS Al Buchory (aktivis transpuan Yogyakarta) meriwayatkan Alm. Shinta Ratri (aktivis kemanusiaan, pendiri Pondok Pesantren Waria Al-Fatah di Yogyakarta).
Sunita Dyah Dewi Maharani (guru sekolah untuk murid dengan disabilitas di Banyuwangi, murid Supinah) meriwayatkan Alm. Supinah (empu seni gandrung (pesuara dan penari) dari Banyuwangi).
Pemandu: Lisabona Rahman & Astrid Reza
Riwayatmu, Puan (2022)
Forum untuk merayakan pencapaian, berbagi pemikiran dan bersama menolak penyingkiran perempuan dari pencatatan sejarah. Acara ini adalah upaya untuk menghidupkan jejak dan warisan pengetahuan yang ditinggalkan para puan dan telah mempengaruhi bidang seni budaya serta pemikiran feminisme Nusantara.
Penelusuran kembali riwayat para puan diikuti lewat sudut pandang mereka yang berprofesi serupa atau berhubungan demi mengupayakan estafet pengetahuan lintas generasi.
Periwayat:
Yulia Dwi Andriyanti meriwayatkan Syarifah Sabaroedin (Feminis radikal Indonesia; Pencetus kata "pelecehan seksual" dalam wacana feminisme di Indonesia)
Anggun Pradesha dan Kanzha Vinaa
meriwayatkan Vivian Rubianty (Perias profesional, pedagang busana; Transpuan pertama yang berhasil memperjuangkan status legal identitasnya)
Aura Asmaradana
meriwayatkan Saadah Alim (Penulis, penyair, wartawan)
Pemandu:
Lisabona Rahman & Keni Soeriaatmadja
Manifesto Sekolah Pemikiran Perempuan: Tentang Keluarga
Manifesto ini ditulis bersama pada Februari 2022 oleh Fathimah Fildzah Izzati, Intan Paramaditha, Lisabona Rahman, Ni Putu Dewi Kharisma Michellia, Raisa Kamila sebagai bagian dari kerja kolektif Sekolah Pemikiran Perempuan, dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Rara Rizal dan Syarafina Vidyadhana.
Versi bahasa Inggris manifesto ini pertama kali dibacakan dalam “A Scenario for Togetherness”, sebuah pertunjukan dan sinema hidup berdurasi 40 jam, inisiatif dari Ayreen Anastas, Adania Shibli, dan Rene Gabri di FFT (Forum Freies Theater) Düsseldorf pada 7 Mei 2022 lalu. Etalase 2022 menjadi forum pertama pembacaan manifesto tersebut dalam bahasa Indonesia.
Diskusi Panel #belajardaripuan #bersamasama: Peminggiran Perempuan dari Sejarah Seni
Sekolah Pemikiran Perempuan x Jakarta Biennale 2021: ESOK
Rabu, 22 Desember 2021 19.00–20.30 WIB
Pembicara:
Brigitta Isabella
Farah Wardani
Futuwonder
Ratna Mufida
Umi Lestari
Pemandu: Lisabona Rahman
Riwayatmu, Puan (2021)
Forum untuk merayakan pencapaian, berbagi pemikiran dan bersama menolak melupakan para perempuan yang disingkirkan atau diremehkan dalam sejarah.
Intan Paramaditha meriwayatkan Toeti Heraty
Keni Soeriaatmadja meriwayatkan Bulantrisna Djelantik
Marusya Nainggolan meriwayatkan Trisutji Kamal
Dewi Noviami meriwayatkan Margesti
Pemandu: Lisabona Rahman
Riwayatmu, Puan 2 (2020)
Forum untuk merayakan pencapaian, berbagi pemikiran dan bersama menolak melupakan para perempuan yang disingkirkan atau diremehkan dalam sejarah.
Pengajar Rena Amalika Asyari mengisahkan penerjemah dan penulis Lasminingrat.
Peneliti dan kurator tari Helly Minarti bercerita tentang koreografer dan akademisi tari Hoeriah Adam.
Kkademisi Melani Budianta (Jakarta) bercerita tentang aktor dan akademisi drama Tuti Indra Malaon.
Riwayatmu, Puan 1 (2020)
Forum untuk merayakan pencapaian, berbagi pemikiran dan bersama menolak melupakan para perempuan yang disingkirkan atau diremehkan dalam sejarah.
Penyanyi Bonita berbagi cerita kisah hidup Utati, penulis lagu yang tergabung dalam kelompok paduan suara Dialita.
Kurator seni rupa Alia Swastika membaca karya-karya pelukis Mangku Muriati.
Penulis Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie membaca karya-karya penulis Tan Lam Nio.
Pemandu: Lisabona Rahman